Minggu, 05 April 2009

PROPOSAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi merupakan ilmu pngetahuan yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Berbagai permasalahan serta peristiwa ekonomi yang muncul pada saat ini memerlukan ide-ide kreatif dan sistematis guna mencari jalan keluar dari permasalahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh Karena itu diperlukan para ekonom yang profesional dalam bidangnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting guna menumbuhkan sumber daya manusia yang berdedikasi tinggi dalam bidang-bidang kehidupan khususnya bidang ekonomi. Hal ini sesuai dengan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 20 Bab I menyebutkan bahwa :
  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekeuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Depdiknas : 2003)

Berdasarkan isi dari pasal tersebut dapat di simpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk membimbing seseorang (peserta didik) guna mengembangkan potensi diri yang ada sehingga mampu mempergunakannya dalam kehidupannya dengan wujud karya nyata yang dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan masyarakat luas. Pengembangan potensi diri juga perlu diimbangi dengan peningkatan spiritual keagamaan, kemampuan mengendalikan diri (penentuan sikap) dalam berbagai situasi dan kondisi, serta pengembangan keterampilan guna mewujudkan generasi yang berpotensi dan berakhlak mulia. Potensi dan keahlian yang ada pada diri peserta didik sangat sulit untuk dikembangkan jika tidak adanya bimbingan ataupun arahan dari berbagai pihak maupun tenaga kependidikan yang berusaha untuk mengarahkan mereka.
Untuk melaksanakan dan mencapai tujuan yang diinginkan oleh pendidikan tersebut, pemerintah telah berusaha menyediakan berbagai sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Salah satunya yaitu para tenaga pendidik yang turut serta bertanggung jawab dalam mensukseskan pendidikan. Adapun yang dimaksud dengan tenaga pendidik disini yaitu para tenaga pengajar yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta para partisipan yang ikut serta dalam mensukseskan penyelenggaraan pendidikan.
Dari beberapa tenaga pendidik yang berperan dalam kesuksesan dunia pendidikan, guru merupakan salah satu tenaga pendidik yang berperan penting dalam pencapaian fungsi dan tujuan pendidikan itu sendiri. Guru dituntut untuk bersikap profesional pada bidangnya. Menjadi teladan dan juga memiliki keahlian serta keterampilan yang handal bagi terwujudnya tujuan pembangunan pendidikan nasional itu sendiri. Dimana fungsi dari pendidikan yang dimaksud adalah untuk membantu dan mengarahkan para peserta didik mengembangkan potensi-potensi diri serta membentuk karakteristik, watak, serta kepribadian diri. Sehingga dengan adanya arahan dan bimbingan tersebut, mampu merubah perilaku serta pola pikir yang mereka lakukan guna menghadapi berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan mereka. 
Dari beberapa tujuan pendidikan yang telah di paparkan tersebut, hal terpenting yang patut untuk menjadi perhatian kita adalah bagaimana para peserta didik tersebut mampu mengaplikasikan keterampilan dan keahlian yang mereka peroleh dari bangku sekolah/kuliah ke dalam dunia kerja dan lingkungan masyarakat. Hal ini sebagaimana yang telah diamanatkan dalam undang-undang sisitem pendidikan nasional Pasal 3 Bab II UU No.20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Depdikans : 2003).

Berlandaskan pada fungsi dan tujuan pendidikan tersebut, guru mengemban amanah yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan bangsa melalui dunia pendidikan. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar maupun selaku pendidik, guru perlu menguasai beberapa hal yang dapat menunjang kesuksesan belajar mengajar diantaranya yaitu : menguasai materi pelajaran, pengelolaan kelas serta memahami alat dan instrument yang tepat dan akurat sesuai dengan materi serta kurikulum yang digunakan. Dimana hal tersebut merupakan komponen dalam proses belajar mengajar yang harus dikuasai oleh para pendidik (guru) dalam mewujudkan tujuan dan keberhasilan belajar. Hal ini tentunya berlaku umum bagi para guru yang mengajar pada tingkat pendidikan dasar maupun pada tingkat menengah.
Pada Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat beberapa program kejuruan yang dapat diambil oleh para peserta didik sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam penentuannya. Salah satu kejuruan tersebut adalah Ilmu Sosial (IS), dimana di dalamnya mencakup geografi, ekonomi, dan sejarah. Terkait dengan mata pelajaran ekonomi yang diberikan dalam suatu Sekolah Menengah Atas (SMA), dimaksudkan untuk melatih dan mendidik siswa agar mampu mengkaji dan menilai berbagai fakta, realita, peristiwa-peristiwa serta berbagai permasalahan ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Sehingga di harapkan dari berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan tersebut, para peserta didik dapat tumbuh menjadi sosok ekonom yang berkompeten dalam bidangnya. Selain itu juga, pembelajaran yang diberikan diharapkan mampu membimbing peserta didik untuk berlatih dan memiliki keterampilan dalam menghadapi berbagai permasalahan serta dapat menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. Atau dengan kata lain peserta didik dapat mencari solving problem dari permasalahan tersebut.
Mengingat begitu pentingnya manfaat dan peranan pelajaran ekonomi bagi para peserta didik, guru dituntut untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan mampu memacu minat belajar peserta didik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan tersebut. Penguasaan materi, pemilihan metode, serta penentuan instrument yang tepat sangat membantu guru dalam mensukseskan kegiatan belajar mengajar. Meskipun terkadang upaya-upaya tersebut belum mampu memberikan dampak yang cukup memuaskan, namun hal ini sangat penting untuk diupayakan semaksimal mungkin. Terlepas dari berbagai tuntutan yang ditujukan kepada pendidik (guru), peserta didik juga memiliki berbagai tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Baik tuntutan dari diri peserta didik maupun dari lingkungan sekitar. 
Dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi, pada umumnya peserta didik hanya sebatas mengikuti pelajaran dan sangat jarang untuk mempraktekkan maupun mengaplikasikan materi dan pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dalam kesehariannya. Sehingga hal ini menimbulkan beberapa permasalahan yang akhirnya menjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran ekonomi. Berbagai kendala tersebut diantaranya adalah kurangnya minat belajar peserta didik untuk mengikuti pelajaran ekonomi. Cara belajar seperti ini bisa juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan peserta didik terhadap tujuan dan manfaat ilmu ekonomi bagi kehidupan mereka, sehingga berdampak juga pada kurangnya minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran tersebuti. 
Berbagai kendala yang terkait dengan minat belajar para peserta didik terhadap mata pelajaran ekonomi ini, guru di tuntut untuk mengkaji berbagai faktor pendukung maupun penyebab dari rendahnya minat belajar peserta didiknya, sehingga mempermudah guru dalam mencari jalan keluar ataupun teknik pembelajaran yang tepat terkait dengan materi pelajaran ekonomi yang disampaikan. Fenomena ini sejalan dengan yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar peserta didik di Sekolah Menengah Atas (SMA) NU Pahandut Palangka Raya, di mana dari pembagian angket yang pernah dilakukan sebelumnya, di peroleh hasil yang menggambarkan bahwa minat belajar peserta didik terhadap pelajaran ekonomi hanya berkisar 40% dari total keseluruhan peserta didik yang ada di kelasnya.
Terkait dengan fenomena yang ada di SMA NU Pahandut Palangka Raya, penulis tertarik untuk mengkaji factor-faktor penyebab yang mempengaruhi rendahnya minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran ekonomi. Sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapakan dapat membantu para pendidik (guru) dalam mengkaji berbagai faktor penyebab rendahnya minat belajar peserta didiknya serta mencari solusi yang tepat dari permasalahan tersebut, guna mewujudkan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien terutama pada mata pelajaran ekonomi.









B. Identifikasi Masalah
  Berdasarkan fenomena dalam latar belakang yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka terdapat beberapa permasalahan yang teridentifikasi yaitu :
1. Apakah yang menjadi penyebab rendahnya minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran ekonomi?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi minat belajar para peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah?
3. Upaya-upaya apa saja yang perlu di lakukan oleh pihak sekolah terutama para guru untuk mengatasi rendahnya minat belajar para peserta didiknya?

C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang teridentifikasi, penulis membatasi permasalahan ke dalam konteks yang lebih spesifik guna menghindari perluasan dalam pengkajian masalah yang akan di teliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan kepada para peserta didik yang duduk di bangku kelas XI, guna mendapatakan gambaran tentang minat peserta didik untuk masuk jurusan IPS.
2. Mengkaji berbagai faktor penyebab rendahnya minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran ekonomi, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
D. Rumusan Masalah.
Berdasarkan identifikasi serta batasan masalah yang telah di paparkan sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini berkaitan dengan :
1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan rendahnya minat belajar peserta ddik terhadap mata pelajaran ekonomi?
2. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan minat belajar ekonomi para peserta didik ?

E. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Menumbuhkan minat peserta didik dalam mengikuti pelajaran ekonomi serta memberikan gambaran terkait dengan pentingnya pembelajaran ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. 
2. Memberikan kontribusi yang lebih bermanfaat bagi pengembangan metode pembelajaran yang tepat, untuk di gunakan dalam pengajaran ilmu ekonomi.
3. Untuk dapat digunakan pada penelitian lebih lanjut serta sebagai dasar bagi pengembangan teori tentang permasalahan yang sama.




F. Batasan Istilah 
Adapun batasan istilah dari penelitian yang berjudul “Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Minat Belajar Ekonomi Peserta Didik Di SMA –NU Pahandut Palangka Raya” ini antara lain :
1. Minat : menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu hal.
2. Adapun penjelasan keseluruhan dari judul penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran ekonomi di SMA-NU Pahandut Palangka Raya.
 
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Minat Belajar Ekonomi
1. Pengertian Minat Belajar
a. Minat
b. Belajar
2. Asal Usul Minat
a. Minat pembawaan
b. Minat dari luar
3. Peran Dan Fungsi Minat Pada Kegiatan Belajar 
a. Menciptakan, menimbulkan konsentrasi atau perhatian dalam belajar.
b. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar.
c. Memperkuat ingatan peserta didik tentang pelajaran yang diberiakn guru.
d. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif.
e. Mempekecil kebosanan peserta didik terhadap studi/ pelajaran.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
  Menurut Arianto Sam dalam (http://sobatbaru.blogspot.com) mengemukakan bahwa “faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik ini terdapat 2 yaitu faktor yang berasal dari dalam yang sering disebut dengan faktor internal dan faktor yang berasal dari luar yakni sering disebut dengan faktor eksternal”.
 Adapun rincian dari faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar peserta didik adalah sebagai berikut :
1. Faktor Intern
a. Faktor Biologis
b. Faktor Psikologis
c. Bakat atau Intelegensi
2. Faktor Ekstern
a. Faktor Keluarga
b. Faktor sekolah
c. Faktor Masyarakat
 
C. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik
1. Membangkitkan minat-minat siswa yang telah ada.
2. Menghubungkan dengan pengalaman (pelajaran) yanglalu
3. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik atau lebih baik dari yang kemarin
4. Menggunakan berbagai macam variasi gaya mengajar
5. Menggunakan berbagai bentuk mengajar baik itu metode penyampaian materi maupun keterampilan-keterampilan yang lain sehingga peserta didik bersemangat dan berminat untuk mempelajarinya
 
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di SMA NU kelas XI IS Pahandut Palangka Raya, dengan rincian jadwal pelaksanaan sebagai berikut:
Tabel 1.
Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan
  Oktober Nopember Desember Januari
  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembimbingan Proposal x x x x x x x x x  
 Penentuan Fenomena x  
 Penyusunan BAB I x 

x  
2 Revisi Proposal x  
3 Penulisan Kajian Teori x  
4 Revisi Proposal x  
5 Pengumpulan Bahan/Materi x 

x  
6 Penentuan Metode Penelitian 
BAB III  








x  
7 Pengumpulan Proposal  
x  
 
B. Metode Penelitian
  Menurut Moh. Nadzir,Ph.D dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian” menyebutkan bahwa :
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pasa masa sekarang”. tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.(Moh.Nazir,Ph:2003).

Berdasarkan pada pengertian dan tujuan dari metode deskriptif tersebut, peneliti memilih penggunaan metode ini dengan alasan bahwa penelitian dilakukan terhadap suatu set kondisi/ peristiwa pada masa sekarang serta dengan suatu objek tertentu guna mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat terkait dengan variabel yang diteliti.

C. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi menurut Sugiono adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono ,2006:90). 
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IS SMA Pahandut Palangka Raya Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 42 peserta didik. Dengan rincian laki-laki 10 orang dan perempuan 32 orang. Adapun distribusi siswa kelas XI IS Pahandut Palangka Raya Tahun pelajaran 2008/2009 untuk masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.
Distribusi siswa kelas XI IS SMA NU Pahandut Palangka Raya 
Tahun Pelajaran 2008/2009.
No Keterangan siswa
1 Laki-laki 10
2 Perempuan 32
 Jumlah 42
Sumber Data : Tata Usaha SMA NU Pahandut 
  Palangka Raya 2008/2009.
b. Sampel 
Sampel menurut Riduwan adalah “himpunan atau penarikan dari sebagian populasi yang memilih sifat-sifat atau karakteristik yang hasilnya akan di generalisasikan pada seluruh populasi”.(Riduwan, 2004:197) Dalam penelitian ini tidak digunakan teknik pengambilan sampel karena semua populasi di jadikan sampel penelitian. Sehingga dapat dikatakan juga bahwa penelitian ini adalah penelitian populasi.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa “variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.(Suharsimi, 1998:99). Penelitian ini terdiri satu variabel yaitu : Faktor-faktor penyebab rendahnya minat Belajar Ekonomi. Adapun definisi operasional variabel ini adalah sebagai berikut :
Minat belajar merupakan kecenderungan jiwa seseorang yang timbul Karena adanya rasa suka, ketertarikan seseorang (peserta didik) terhadap kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Adapun indikator yang terkait dengan factor penyebab rendahnya minat belajar ekonomi peserta didik :
1. Faktor Internal
a. Faktor Biologis
 Kesehatan/ kondisi fisik maupun mental yang kurang sehat (terganggu)
 Kekurangan maupun ketidak sempurnaan pada bagian panca indera (cacat tubuh)
b. Faktor Psikologis
 Kurangnya Perhatian belajar peserta didik terhadap materi yang disampaikan 
 Ketidaksiapan peserta didik dalam mengahdapi kegiatan belajar.
c. Ketidaksesuaian Bakat dan intelegensi
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Keluarga
 Cara orang tua mendidik anak /kurangnya perhatia n orang tua dalam pendidikan.
 Suasana rumah yang kurang kondusif
 Keadaan ekonomi keluarga
b. Faktor Sekolah
 Metode pembelajaran
 Kurikulum Pendidikan
 Pekerjaan rumah (PR)
c. Faktor Masyarakat
 Kegiatan dalam lingkungan masyarakat
 Pergaulan dalam masyarakat.

E. Teknik Pengumpulan Data
Terkait dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data mengingat untuk mengetahui faktor manakah yang lebih dominan sebagai penyebab rendahnya minat belajar ekonomi peserta didik di SMA NU Pahandut Palangka Raya. Adapun teknik pengumpulan data tersebut meliputi :
1. Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan digunakannya angket dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data tentang faktor penyebab rendahnya minat belajar ekonomi peserta didik baik faktor internal maupun eksternal. Angket tersebut merupakan angket tertutup dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 25 item pertanyaan dengan rincian 10 untuk soal yang terkait dengan factor penghambat internal dan 15 soal untuk faktor penyebab eksternal. Adapun kisi-kisi angket tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.
Kisi-kisi Angket
No Indikator Jumlah Item Nomor 
Item
1
 Faktor Internal  
 Kesehatan/ kondisi fisik maupun mental yang kurang sehat (terganggu) 2 1,5
 Kekurangan maupun ketidak sempurnaan pada bagian panca indera (cacat tubuh) 2 3,4
 Perhatian belajar peserta didik terhadap materi yang disampaikan. 2 2,7
 Ketidaksiapan belajar peserta didik. 2 6,8
 Ketidaksesuaian Bakat dan intelegensi 2 9,10
2 Faktor Eksternal  
 Cara orang tua mendidik anak /kurangnya perhatian orang tua dalam pendidikan. 2 11, 13
 Suasana rumah yang kurang kondusif 2 12, 14
 Keadaan ekonomi keluarga 2 15, 17
 Metode pembelajaran 2 16,20
 Kurikulum Pendidikan 2 18,22
 Pekerjaan rumah (PR) 1 19
 Kegiatan dalam lingkungan masyarakat 2 21,23
 Pergaulan dalam masyarakat. 2 24,25
 Jumlah 25 


2. Observasi 
Menurut Moh. Nadzir,Ph.D dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian” menyebutkan bahwa 
“Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut” (Moh.Nadzir,2003:147). 

Teknik observasi ini digunakan sebagai data pendukung untuk mengumpulkan berbagai penyebab rendahnya minat belajar ekonomi peserta didik di dalam kegiatan belajar kelas. Sehingga hasil observasi tersebut nantinya bisa menjadi bahan acuan peneliti guna menentukan faktor penyebab yang lebih dominan terjadi di dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Adapun kegiatan observasi ini di fokuskan pada :
a. Sikap dan perilaku peserta didik di dalam kelas (perhatian peserta didik selama menyimak materi yang disampaikan oleg guru)
b. Efektivitas para peserta didik.selama kegiatan belajar (partisipasi kelas)

F. Teknik Analisis Data
Penganalisaan data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, maksudnya data yang sudah diolah disajikan dalam bentuk uraian-uraian dan pembahasan khusus, sehingga data yang diperoleh akan lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti serta mempermudah untuk membuat suatu kesimpulan. Penarikan beberapa kesimpulan ini dilakukan secara induktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus kepada hal –hal yang umum. Untuk menganalisa data – data yang telah terkumpul, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan langkah-langkah sebagia berikut :
a. Klasifikasi data, yaitu kegiatan pengumpulan dan pengelompokan data sesuai dengan jenisnya.
b. Editing data, yaitu dalam hal ini penulis meneliti kembali data-data yang sudah terkumpul atau mencek kembali terhadap jawaban responden yang masuk.
c. Menghitung frekuensi, teknik ini digunakan untuk menghitung data dari jawaban responden yang akan dimasukkan ke dalam table Setelah semua data terkumpul dan di olah secara sederhana dengan menggunakan table-tabel frekuensi, kemudian di ambil presentase menurut item angket. Adapun rumus persentase yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah :





Keterangan:
P = Prosentasi
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
  (Subiono sentot sulistyo: 1969)
Untuk menentukan dominan atau tidaknya indikator variabel (faktor penyebab) yang diteliti, serta pemberian pemahaman dan penafsiran terhadap data yang terkumpul agar dapat di lihat secara kualitatif, menurut Zanikhan dalam jurnalnya di (http://zanikhan.multiply.com), dapat digunakan kategori penafsiran data sebagai berikut: 

1. Persentase (%) 00 sampai 20 persen mengandung arti faktor penghambat ‘sangat rendah’
2. Persentase (%) 21 sampai 40 persen mengandung arti faktor penghambat ‘rendah’.
3. Persentase (%) 41 sampai 60 persen mengandung arti faktor penghambat ‘cukup’.
4. Persentase (%) 61 sampai 80 persen mengandung arti faktor penghambat ‘tinggi’.
5. Persentase (%) 81 sampai 100 persen mengandung arti faktor penghambat ‘sangat tinggi’.
  (http://zanikhan.multiply.com)









 
DAFTAR PUSTAKA
   
Anonim, (2004). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas RI


Arianto Sam, (17-10-2008). Tinjauan tentang Minat Belajar Siswa, http://sobatbaru.blogspot.com.


Moh.Nazir,Ph.D.(2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Riduwan, (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung: CV. Alfabeta.


Subiono, sentot sulistyo. (1969). Pengantar Pendidikan. Semarang : Rineka Cipta


Sugiyono, (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.


Zanikhan. (10-12-08). Minat Belajar Siswa. http://zanikhan.multiply.com




 

MAKALAH EKONOMI PUBLIK

Nih......dari pada di simpan di Folderq yang semakin penuh dan nggak muat lagi, mending DIAH  posting buat temen-temen blogger yang mungkin membutuhkan....ni hasil karya sendiri meskipun referensi dari sono-sini...

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang melakukan perbaikan dan pembangunan di segala bidang kehidupan. Berbagai sector kehidupan tentunya memiliki berbagai permasalahan yang sejatinya tidak mudah untuk di selesaikan. Namun yang dapat dilakukan adalah mengantisipasi dan berusaha meminimalisir dampak dari munculnya permasalahan tersebut.
Kekayaan alam Indoneisia yang seharusnya menjadi penopang bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat indoneis belum mampu diberdayakan secara optimal karena berbagai kendala. Salah satu factor yang mempengaruhi ketidakmampuan tersebut adalah rendahnya SDM yang mampu memanfaatkannya. Keterbatasan inilah yang menjadi kendala kemajuan dan pembangunan Negara Indoneisia ini, meskipun masih banyak factor lain yang juga turut serta mempengaruhi permasalahan ini.
Peningkatan sumber Daya Manusia pada era kali ini menjadi salah satu program seluruh wilayah di Indonesia. Tidak terkecuali provinsi Kalimantan Tengah pada saat ini. Peningkatan Sumber daya Manusia menjadi program jangka panjang pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di masa 2006-2025. program ini tentunya sesuai dengan visi Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006-2025 yang telah disepakati adalah: “KALIMANTAN TENGAH YANG MAJU, MANDIRI DAN ADIL”
Untuk merealisasikan visi tersebut, tentunya tidak sedikit berbagai hambatan dan tantangan yang harus di hadapi. Salah satunya yakni yang berhubungan dengan pengembangan SDM guna mengoptimalkan potensi serta SDA yang ada di wilayah Kalimatan Tengah. Bagaimana upaya-upaya yang perlu diusahakan oleh daerah untuk memberikan peluang serta kesempatan kerja bagi para penduduk serta masyarakat di wilayah Kalteng. Sehingga dengan adanya upaya penciptaan lapangan dan kesempatan kerja ini, visi dan Misi Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah itu dapat terealisasikan.
 
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan sebelumnya, rumusan masalah dalam penulisan makalah ini:
1. Apakah yang di maksud dengan kesempatan kerja?
2. Sektor-sektor apa sajakah yang memberikan peluang/ kesempatan kerja di Indonesia Khususnya Khususnya di Kalimantan Tengah.
3. Upaya-upaya apakah yang perlu di persiapakan oleh para calon tenaga kerja guna mengisi peluang serta kesempatan kerja yang ada di Kalimantan Tengah?

C. Batasan Masalah
Untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang muncul dalam penulisan makalah ini, kami membatasi permasalahan yang berkenaan dengan ”sektor-sektor potensial yang memberikan peluang dan kesempatan kerja di Kalimantan Tengah serta upaya untuk mempersiapkan dalam menghadapi persaingan pasar kerja”.

D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan tambahan pengetahuan serta wawasan terkait kesempatan kerja yang ada di Indonesia khususnya di Kalimantan Tengah.
2. Memberikan gambaran bagi rekan-rekan mahasiswa untuk mempersiapkan lebih awal terkait persyaratan yang perlu dipenuhi guna memasuki dan bersaing dengan para pencari kerja lain dari berbagai wilayah.

E. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan beberapa metode antara lain:
1. Metode Kepustakaan : mencari beberapa literatur di perpustakaan sebagai sumber bahan pembuatan makalah.
2. Internet : mencari artikel serta informasi terkait kesempatan dan peluang kerja yang ada di kalimantan tengah.
 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesempatan Kerja
  Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti merupakan suatu peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing. Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. 
  Sementara itu, angkatan kerja (labour force) menurut Soemitro Djojohadikusumo didefinisikan sebagai ”bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber daya manusia”. Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah penduduknya. Kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak tidak selalu memberikan dampak yang positif terhadap kesejahteraan. 
  

Berdasarkan bagan di atas, terlihat bahwa angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk yang termasuk ke dalam usia kerja. Usia Kerja adalah suatu tingkat umur seseorang yang diharapkan sudah dapat bekerja dan menghasilkan pendapatannya sendiri. Usia kerja ini berkisar antara 14 sampai 55 tahun. Selain penduduk dalam usia kerja, ada juga penduduk di luar usia kerja, yaitu di bawah usia kerja dan di atas usia kerja. Penduduk yang dimaksud yaitu anak-anak usia sekolah dasar dan yang sudah pensiun atau berusia lanjut. 
Bagian lain dari penduduk dalam usia kerja adalah bukan angkatan kerja. Yang termasuk di dalamnya adalah para remaja yang sudah masuk usia kerja tetapi belum bekerja atau belum mencari perkerjaan karena masih sekolah. Ibu rumah tangga pun termasuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja. Penduduk dalam usia kerja yang termasuk angkatan kerja, dikelompokkan menjadi tenaga kerja (bekerja) dan bukan tenaga kerja (mencari kerja atau menganggur). Tenaga Kerja (man power) adalah bagian dari angkatan kerja yang berfungsi dan ikut serta dalam proses produksi serta menghasilkan barang atau jasa.

B. Kesempatan kerja di Indonesia
 Kesempatan kerja di Indonesia mencakup beberapa sektor usaha yang berkembang dan yang akan di jalankan di Indonesia. Tentunya hal ini memberikan suatu peluang usaha serta berbagai pengaruh terhadap perkembangan dan pembangunan di berbagai sektor kehidupan. Berbagai sektor tersebut meliputi sektor usaha swasta dan pemerintahan. Tentunya keinginan para pencari kerja lebih cenderung pada pegawai negeri yang menurut pemahaman serta penilaian seseorang akan mendapatkan jaminan sepanjang kehidupan mereka jika tidak adanya sesuatu hal yang menyebabkan mereka di keluarkan secara tidak terhormat. 
Selain itu, sektor swasta yang mempunyai lingkup cukup luas juga memberikan peluang besar bagi para profesional muda yang memang memiliki dedikasi serta keahlian tertentu yang dinilai cukup potensial untuk usaha membangun dan memajukan usaha dan bisnis, baik dagang maupun jasa. Kemampuan, keterampilan, serta keahlian tertentu inilah yang menjadi acuan para penyedia kerja/pemberi kesempatan kerja dalam menentukan layak tidaknya seseorang meraih kesempatan ataupun peluang kerja tersebut.
Dari kedua sektor yang telah disebutkan di atas, tentunya jika di lihat secara garis besar dan secara keseluruhan peluang yang ada di Indonesia, tentunya sektor swastalah yang menyediakan kesempatan kerja yang lebih besar di bandingkan sektor pemerintahan. Hal ini sebagaimana data yang berhasil kami download di internet tentang peluang dan kesempatan kerja yang ada di Indonesia dari tahun 1990-1996, yang menggambarkan Proporsi dan pertumbuhan kesempatan kerja menurut sektktor utama yang ada di Indonesia meliputi : 
Sektor Utama 1990 1996 Pertumbuhan ( %/ Tahun)
Pertanian
Industri
Perdagangan
Jasa
Lainnya (1) 55.87
10.14
14.59
11.96
7.44 44.01
12.57
18.79
13.68
10.95 - 1, 83
6.67
7.58
4.88
11.05
Total kesempatan kerja (1000 orang) 75.850 85.702 2.16
Sumber : Statistik Indonesia 1992 dan 1997 dalam prosiding, 2000, PSE
 Keterangan : 1). Termasuk pertambangan dan penggalian, angkutan, listrik, gas dan air, bangunan, pergudangan, komunikasi, keuangan (asuransi,usaha persewaan bangunan dan jasa).
 Berdasarkan tabel tersebut, tentunya kita bisa menyesuaikan dengan kondisi negeri kita pada saat ini, sektor pertanianlah yang masih menyediakan kesempatan kerja yang cukup besar, baik pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan lain sebagainya. 
Peluang-peluang tersebut tentunya menjadi tumpuan dan harapan negeri ini untuk menjadi salah satu upaya dalam menanggulangi dampak krisis global yang sampai saat ini masih terjadi sampai saat ini. Namun terlepas dari penyebab tersebut, sektor pertanian memang menjadi kesempatan kerja terbesar yang masih di abaikan oleh para pencari kerja ataupun angkatan kerja di negeri kita ini Indonesia.

C. Kesempatan Kerja di Kalimantan Tengah
1. Potensi Usaha di Kalimantan Tengah
  Kalimantan Tengah yang memiliki Luas wilayah 157.983 Km2 mencakup 13 kabupaten dan 1 kota dengan 85 kecamatan terdiri dari 1.340 desa dan 101 keluarahan. Jumlah Kecamatan meningkat seiring dengan pemekaran Kabupaten tersebut. Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi yang cukup potensial di Indonesia. Selain memiliki wilayah daratan yang luas, Kalimantan Tengah juga memiliki wilayah lautan yang luas dengan garis pantai sepanjang 750 km di pesisir Laut Jawa. Provinsi ini merupakan provinsi terluas ke-tiga di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur. Jumlah penduduk pada tahun 2007 sebesar 1.958.428 jiwa atau 13 jiwa / km2. Luas daratan yang mencapai 153.564.000 ha, dari luas wilayah tersebut sekitar 11,14 % kawasan hutan lindung. Selebihnya, 88,86 % merupakan kawasan budidaya. 
Kondisi lahan dan topografi di wilayah ini cukup ideal bagi pengembangan pertanian, baik berskala kecil maupun besar. Oleh karena itu, wilayah Kalimantan Tengah, sangat cocok sebagai wilayah pengembangan berbagai komoditi, mulai dari tanaman padi, palawija, hortikultura, hingga perkebunan berskala besar. 
Potensi dan peluang investasi adalah pengembangan agribisnis Tanaman Pangan dan hortikultura khususnya buah-buahan yang mempunyai potensi serta peluang untuk dikembangkan dan dikerjasamakan dengan para investor dalam negeri dan asing. 
Dengan melihat potensi alam yang di miliki oleh wilayah ini, terdapat beberapa peluang dan kesempatan kerja yang masih terbuka lebar bagi para pencari kerja maupun angkatan kerja. Berdasakan beberapa informasi yang berhasil di peroleh dapat di simpulkan bahwa terdapat beberapa potensi yang dapat di kembangkan dalam menyediakan peluang kerja maupun kesempatan kerja bagi para pencari kerja / angkatan kerja meliputi beberapa sektor yaitu :
1. Agro Industri 
Agroindustri merupakan komponen pemberi nilai tambah terbesar bagi petani produsen dalam seluruh rangkaian agribisnis. Upaya meningkatkan pendapatan petani perlu diupayakan agar terjadi keterkaitan fungsional antara kegiatan pra produksi; produksi; pengolahan (agroindustri) dan pemasaran hasil. Faktor penentu utama adalah pasar (pemasaran). Adapun sektor ini meliputi :
a. Pertanian dan Perkebunan
  Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2004 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,98 persen. Dari jumlah angka ini sektor pertanian masih sangat dominan memberikan kontribusi, yakni sekitar 47,54 persen atau hampir separuh dari total PDRB provinsi. 
  Berdasarkan pengalaman disertai penelitian sesuai dengan kondisi tanah dan iklim yang mendukung di Kalimantan Tengah ada 4 (empat) komoditi utama yang telah dikembangkan dan telah mengarah kepada kegiatan Usaha Agribisnis oleh petani pekebun maupun oleh perusahaan perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kelapa dan lada. 
  Penduduk Kalimantan Tengah yang sebagian besar hidup dan bekerja pada sektor pertanian, termasuk kehutanan, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Selebihnya hidup dan bekerja pada sektor pertambangan, industri, perdagangan, bangunan (konstruksi), dan sektor jasa lainnya. Hasil utama daerah Kalimantan Tengah adalah hasil pertanian, khususnya dari hasil hutan, seperti kayu, rotan, jelutung, dan tengkawang. Kemudian menyusul hasil lainnya seperti, karet, batubara, emas, hasil kerajinan tangan, dan lain-lain.
  Sektor pertanian yang di lakukan di wilyah ini masih banyak di lakukan secara tradisional dan kurang optimal. Bahkan warga sekarang lebih cenderung melirik perkebunan sawit di bandingkan mengembangkan teknik pertanian. Perkebunan menjadi andalan para petani di daerah Kalimantan Tengah, baik perkebunan sawit, rotan, maupun karet. 
Kalimantan Tengah memiliki ketersediaan potensi lahan untuk pengembangan perkebunan tak kurang dari 6,637 juta hektar. Dari luasan ini tanaman perkebunan yang sudah terbentuk menjadi perkebunan karet baru mencapai 346,51 ribu ha, pada tahun 2007 luas perkebunan Kelapa Sawit di perkirakan seluas 571.873,37 Ha, dengan pesatnya kegiatan industri ini, diperkirakan dalam tahun 2009 akan mencapai 700.000 Ha atau bahkan mencapai 1 juta Ha, lebih luas lagi dengan tingginya tingkat permintaan akan komoditi ini baik di tingkat pasar asing maupun domestik. Industri ini telah menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar mencapai 70.000 orang, bahkan lebih besar lagi bila dilihat dari sisi multiplier effect yang ditimbulkannya. Sampai bulan April 2007 Nilai ekspor Sawit mencapai US$ 35.359.231,76 (Crude Palm Olil=CPO). Areal Karet mencapai 396.708,06 Ha dengan nilai ekspor April 2007 mencapai US$ 20.208.657,51. 
 Perkebunan kelapa sawit menjadi suatu lahan emas bagi para investor yang ingin berinvestasi di Provinsi ini. Kemajuan perkebunan sawit ini tentunya membuka peluang-peluang usaha baru untuk meningkatkan perekonomian daerah kalimantan tengah. Kesempatan inilah yang tentunya harus menjadi perhatian para pnecari kerja ataupun angkatan kerja ke depannya. Untuk mengetahui berbagai faktor tersebut, tentunya informasi serta peningkatan mutu serta kualitas tenaga kerja maupun angkatan kerja menjadi faktor penting untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi di wilayah kalimantan tengah ini yakni salah satunya melalui pendidikan.

b. Perikanan.
Areal perairan laut dengan garis pantai + 750 Km menghadap ke laut Jawa, dengan 11 Sungai besar, dan perairan umum sungai, danau, rawa seluas + 2.290.000 Ha. Yang sangat cocok untuk usaha perikanan Tangkap, Usaha perikanan Budidaya .
Jenis produksi perairan laut dan perairan umum diantaranya ikan kakap, tongkol, bawal, tengiri, kembung, udang,kepiting,lais , toman, udang galah, baung, belida, jelawat, labi-labi, dan ikan hias (botia dan arwana).

c. Peternakan.

Pengembangan usaha peternakan di Kalimantan Tengah ditujukan untuk mewujudkan upaya swasembada pangan, baik karbohidrat maupun protein hewani. Agribisnis sub sektor peternakan dikembangkan melalui Pola Inti Rakyat (PIR) dengan memperkuat koperasi, melalui pengembangan serta penetapan teknologi maju dalam berbagai usaha budidaya peternakan.
Perkembangan populasi ternak, produksi daging, produksi telur dan pemotongan ternak di Kalimantan Tengah umumnya meningkat dari tahun ke tahun. Sampai saat ini usaha peternakan/kehewanan di Kalimantan Tengah sebagian besar merupakan peternakan rakyat yang bersifat tradisional, dimana jumlah pemilikan ternak masih berskala kecil, permodalan terbatas, keterampilan dan teknologi yang digunakan relatif rendah.
Sehubugan dengan hal tersebut diatas, maka kebijaksanaan operasional pembangunan peternakan/kehewanan di Kalimantan Tengah diarahkan melalui:
a. Intensifikasi, ditujukan untuk meningkatkan produktifitas ternak dan peternak dengan jalan menggunakan teknologi tepat guna dan sarana produksi yang tersedia.

b. Ekstensifikasi, ditujukan untuk meningkatkan populasi atau produksi ternak dengan memanfaatkan sumber daya alam yang belum atau kurang intensif sebagai usaha pertanian lainnya.

c. Diversifikasi, adalah pemanfaatan berbagai komoditi peternakan, termasuk pengolahan limbah hasil peternakan.

d. Rehabilitasi, adalah bentuk usaha penanggulangan/perbaikan akibat menurunnya atau rusaknya sumber daya alam (tanah dan ternak).

Sampai saat ini sumber daya peternakan masih belum dimanfaatkan secara optimal, demikian juga masih terdapat faktor-faktor ekonomis yang belum dimanfaatkan. Jika keadaan ini dapat diperbaiki, maka peternakan akan tetap mampu menjadi sektor yang tangguh dan mampu menopang pengembangan ekonomi regional.

2. Perdagangan barang dan Jasa
Perdagangan merupakan kontributor terbesar kedua setelah sektor pertanian yang juga mempunyai peluang besar untuk di kembangkan. Dengan adanya delapan buah pelabuhan laut yang dapat dipergunakan sebagai infrastruktur kegiatan angkutan perdagangan barang dan jasa serta lalulintas manusia. Yakni: 
1. Pelabuhan Laut Kumai di Kabupaten Kotawaringin Barat,
2. Pelabuhan Laut Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur, 
3. Pelabuhan Kapuas di Kabupaten Kapuas, 
4. Pelabuhan Palang Pisau di Kabupaten Pulang Pisau, 
5. Pelabuhan Sukamara di Kabupaten Sukamara, 
6. Pelabuhan Kuala Pembuang di Kabupaten Seruyan, 
7. Pelabuhan Pegatan Mendawaidi Kabupaten Katingan, 
8. Pelabuhan Sebangau di Kota Palangkaraya. 
 Dua diantara pelabuhan ini merupakan pelabuhan tersibuk, yaitu Pelabuhan Laut Kumai dan sampit yang menjadi basis angkutan laut ke Pulau Jawa dan ke Malaysia. Di pihak lain, wilayah lautnya yang merupakan bibir pantai Laut Jawa, memberi keuntungan tersendiri, karena menjadikan Kalimantan Tengah sebagai salah satu bagian Pulau Kalimantan yang terdekat dengan Pulau Jawa. Oleh karena itu, pelabuhan-pelabuhannya menjadi berperan lebih banyak menghubungkan Pulau Kalimantan dengan daerah-daerah lain di Indonesia, terutama ke berbagai daerah di Pulau Jawa.
Letak yang cukup strategis ini tentunya mempunyai peluang serta kesempatan bagi para wirausaha untuk mengembangkan kegiatan usahanya dalam skala yang lebih besar bahkan jika mampu adalah usaha ekspor dan impor. Perdagangan yang notabennya masih bergantung pada usaha ataupun barang dan jasa dari luar pulau Kalimantan tentunya membuka usaha di sektor lain seperti Jasa yakni transportasi laut.
Kemajuan beberapa wilayah di Kalimantan Tengah salah satunya di karenakan sektor perhubungan laut yang masih banyak di gunakan oleh para penduduk sebagai sarana transportasi antar pulau. Semakin lancarnya infrastruktur yang ada di wilayah kalteng tentunya akan semakin meningkatkan laju pertumbuhan dan pembangunan di berbagai sektor.

3. Pertambangan 
Di sektor pertambangan, Provinsi Kalimantan Tengah secara serius memprioritaskan eksploitasi batubara. Dari hasil penelitian diketahui, “Bumi Tambun Bungai” memiliki cadangan deposit batubara sekitar 1 miliar ton, sementara jumlah kandungan batubara yang sudah terbukti, mencapai 43 juta ton.
Eksploitasi mineral-mineral yang cukup otensial untuk di kembangkan di Kalimantan Tengah meliputi:

1. Potensi Emas 
Endapan emas di Kalimantan Tengah dapat dijumpai di : 
Kab.Kapuas : Kec.Kapuas Hulu, Kapuas Tengah danTimpah 
Kab.Gunung Mas : Kec.Tewah, Kahayan Hulu Utara, Rungan, Manuhing, Sepang dan Kurun. 
Palangka Raya : Sungai Takaras Kec.Bukit Batu. 
Murung Raya : Kec.Sumber Barito, Permata Intan dan Tanah Siang 
Barito Timur : Kec.Dusun Tengah. 
Kab.Seruyan : Kec.Seruyan Hulu, Kec.Seruyan Tengah. 
Kab.Katingan : Kec.Katingan Hulu, Katingan Tengah, Sanaman Mantikei dan Katingan Hilir. 
2. Potensi Batubara 
Survey penyelidikan batubara di Kalimantan Tengah telah dilakukan sejak tahun 1975 oleh beberapa institusi baik pemerintah maupun perusahaan asing, salah satunya PT. BHP-Biliton yang telah memprediksikan bahwa terdapat sekitar 400 juta ton batubara dengan nilai kalori >7.000 berkualitas baik (> 8.000 kal/gr) ditemukan di beberapa kabupaten di antaranya:
 Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya bagian utara: di Muara Bakah, Bakanon, Sungai Montalat, Sungai Lahei, Sungai Maruwai dan sekitarnya. 
 Kab.Gunung Mas : Kec.Tewah, Rungan, Kurun, Manuhing. 
 Kotawaringin Timur : Kec.Mentaya Hulu, Mentaya Hilir dan Cempaga. 
 Kab.Katingan : Kec.Katingan Tengah, dan Tewang Sangalang garing. 
 Kab.Kotawaringin Barat : Pangkalan Banteng dan Kotawaringin Lama.

3. Potensi Gambut 
Sumber energi gambut biasanya digunakan untuk tenaga pembangkit tapi dapat juga digunakan untuk bahan baker dan memasak yang biasanya dalam bentuk briket. Penyelidikan gambut untuk bahan baker telah dilakukan oleh Direktorat batubara dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sejak tahun 1984 didaerah Bereng Bengkel, Palangka Raya dan Kanamit, Kuala Kapuas. 
Daerah Bereng Bengkel – Kanamit mempunyai potensi yang cukup besar dengan rata-rata kedalaman gambut sekitar 2 meter, dan di Bereng Bengkel sendiri sekitar 20 hektar telah diselidiki secara detail dan telah dilakukan ujicoba produksi gambut bekerjasama dengan Finlandia. 
Daerah lain yang mempunyai potensi gambut di Kalimantan Tengah adalah : 
- Daerah antara Sampit dan Kota Besi. 
- Daerah antara Sampit dan Pangkalan Bun 
- Daerah antara Palangka Raya dan Pulang Pisau. 

3. Potensi Endapan Mineral Lainnya 
Kalimantan Tengah masih mempunyai sumber endapan mineral lain sebagai bahan tambang yaitu kaolin, pasir kuarsa, fosfat dan batu gamping. 
a. Kaolin 
Kaolin adalah salah satu jeni mineral industri yang terbentuk dari hasil proses dekomposisi dan merupakan pelapukan dari batuan yang kaya akan silikat aluminium. Terdapat 5 endapan kaolin yang cukup besar dan berpotensi tinggi. Endapan kaolin yang terbesar terdapat di Kereng Bangkirai, yang berada dekat Kota Palangka Raya dengan perkiraan jumlah cadangan terukur sekitar 13.897.650 ton. 
Kebutuhan pasar dalam negeri untuk pasir kuarsa saat ini meningkat terutama untuk bahan industri gelas. Pasir kuarsa sebagai bahan mentah dan industri gelas merupakan satu peluang untuk memperluas ekspor didaerah. 

b. Fosfat 
Pada saat ini hanya ada satu lokasi potensial yang sudah ditemukan di Kalimantan Tengah. Tipe endapan ini ada fosfat guano yang ditemukan didaerah Bukit Angah, Barito Utara dengan jumlah cadangan terindikasi sekitar 60.386 ton. Endapan fosfat guano ini direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan local khususnya bidang perkebunan dan agrikultur.

c. Batu Gamping 
Kalimantan Tengah mempunyai sejumlah endapan batu gamping yang sudah diselidiki yaitu didaerah Hayaping, Barito Selatan dengan kemungkinan cadangan sekitar 133.337.080 ton. 

d. Kristal Kuarsa 
Di Kalimantan Tengah dikenal 3 macam yaitu kristal kuarsa yang berwarna ungu, putih dan kecoklatan (istilah pasar menyebutnya kecubung). Jenis ini telah lama diusahakan oleh masyarakat didaerah Kabupaten Kotawaringin Barat dan Sukamara. Lokasi endapan kristal kuarsa terdapat didaerah : 
• Pangkut, Kecamatan Arut Utara Kabupaten Kotawaringin Barat. 
• Pangkalan Muntai, Nibung Terjun, Ajang, Kabupaten Kotawaringin Barat. 
e. Batuan Beku/Batu Belah 
Batuan beku adalah hasil pembekuan magma berkomposisi asam sampai basa. Di Kalimantan Tengah dijumpai dibagian tengah kearah utara, kecuali di Kecamatan Katingan Kuala. 
Lokasi dijumpainya batuan beku adalah : 
- Kabupaten Murung Raya 
- Kabupaten Barito Utara 
- Kabupaten Barito Selatan 
- Kabupaten Gunung Mas 
- Kabupaten Katingan 
- Kota Palangka Raya 
- Kabupaten Kotawaringin Barat 
- Kabupaten Kotawaringin Timur 
- Kabupaten Sukamara 
- Kabupaten Lamandau 
f. Besi 
Biji besi mempunyai 2 tipe yaitu magnetis dan kolovial, biji besi tipe magnetis dijumpai didaerah Kabupaten Lamandau, sedangkan tipe kolovial dijumpai didaerah Kabupaten Kotawaringin Timur. Tipe magnetis terdiri dari hematite dan pegmatite, sedangkan tipe kolovial terdiri dari limonit dan Ilmenite. 
Lokasi tipe magnetis berada didaerah : 
- Bukit Karim, Kabupaten Lamandau 
- Bukit Gojo, Kabupaten Lamandau 
- Petarikan, Kabupaten Lamandau 
- Tumbang Manggu, Kabupaten Katingan 
- Barito Timur 
Lokasi tipe kolovial berada didaerah : 
- Kenyala, Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur. 
 
g. Timah Hitam 
Timah Hitam yang lebih dikenal sebagai timbale dijumpai sebagai indikasi. Kegiatan tahap lanjutan untuk mendapatkan informasi mengenai timah hitam di Kalimantan Tengah belum dilakukan. Di Kalimantan Tengah timah hitam dijumpai didaerah Rungan Hirang, Batu Ngasah dan Sungai Miri, Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Kabupaten Gunung Mas. 

h. Tembaga 
Tembaga di Kalimantan Tengah juga dijumpai sebagai indikasi, yang berasosiasi dengan besi. Dijumpai didaerah Tumbang Manggu dan Sungai Manukoi, Kecamatan Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan. 

i. Air Raksa 
Air Raksa sebagai bahan pada dijumpai mineral Cinabar yang merupakan senyawa HgS. Di Kalimantan tengah keterdapatannya juga masih merupakan indikasi didaerah Rantau Pandan. 

j. Zircon 
Zircon sebagai bahan pada logam yang keterdapatannya sebagai hasil sampingan kegiatan pertambangan emas alluvial. Pada saat ini menjadi bahan galian primadona dan terdapat menyebar luas diseluruh Kalimantan Tengah bagian barat. Belum ada catatan pasti tentang potensi dan produksi Zircon Kalimantan Tengah pada saat ini. Produksi diperkirakan ± 150.000 ton per tahun 

4. Wisata Lingkungan / Eko-Turisme

 Salah satu potensi di Kalimantan Tengah yang sampai saat ini belum tergali secara optimal ialah pemanfaatan kawasan hutan untuk tujuan eco-turism (wisata lingkungan). Ditinjau dari perspektif bisnis, pengembangan eko-turisme memiliki prospek yang sangat baik dimasa yang akan datang. Selain kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Propinsi Kalimantan Tengah juga memiliki Keindahan alam serta keanekaragan budaya yang sangat indah dan mengesankan. Keindahan alam yang ada belum sepenuhnya di manfaatkan potensinya untuk pembangunan dan kemajuan daerah ini. Padahal sektor ini memiliki potensi besar untuk di kembangkan atau bahkan menajdi sektor andalan bagi Kalimantan Tengah jika dikelola dan di manfaatkan sedemikian rupa bagi kemajuan daerah.
 Sektor kepariwisataan pada tahun 2009 telah dicanangkan sebagai prioritas pembangunan di samping infrastruktur, pendidikan, kesehatan, perekonomian dan lingkungan hidup. Kegiatan kebudayaan dan pariwisata, tentu tidak hanya dimaksudkan untuk menambah pendapatan berupa finansial, tetapi satu hal lain yang cukup penting dan menjanjikan yaitu penciptaan lapangan pekerjaan, kesejahteraan rakyat yang bermartabat dan perdamaian umat manusia, khususnya di Bumi Tambun Bungai. Mengingat potensi obyek pariwisata Kalteng berbasis pada alam, maka jenis pariwisata yang dikembangkan adalah ekowisata. Pemerintah kabupaten/kota dapat menetapkan produk wisata unggulan masing-masing dan melaporkan kepada Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng. 
 Sektor pariwisata yang akan di kembangkan di daerah Kalimantan Tengah tentunya juga akan membuka peluang-peluang jasa lainnya seperti penyedia jasa perhotelan, diharapkan sungguh-sungguh memperhatikan kebersihan lingkungan/taman hotel, toilet, keramah-tamahan, penyediaan informasi, penyiapan makanan, keamanan, pelayanan, penerangan, air dan sarana telekomunikasi agar benar-benar harus diperhatikan. Sehingga tamu merasa aman dan nyaman tinggal di hotel. 
 Saat ini Kalteng telah memiliki Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA), yang selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kalteng. Diharapkan RIPPDA Kabupaten/Kota dapat segera diselesaikan, sebagai acuan dalam pengembangan pariwisata di daerah masing-masing. 
Jenis-jenis eko-turisme yang ditawarkan Pemerintah Propinsi Kalimantan Tengah antara lain : wisata hutan hujan tropis dengan segala keanekaragaman hayati dan keunikan flora fauna khas kalimantan, wisata arung jeram, susur sungai, air terjun, pegunungan dan perbukitan dengan panorama yang indah, wisata situs sejarah, budaya dan adat masyarakat Dayak, berbagai macam wisata petualangan lainnya kiranya akan mempunyai daya tarik yang layak saing dipasar pariwisata nasional maupun internasional.
Sektor pariwisata yang dapat dikembangkan antara lain :

1. Wanawisata (perlindungan orangutan di arboretum Palangka Raya),

2. Wisata alam (Danau Sanggu, Danau Malawen, Pantai Cemara Labat, Arboretum, Bukit Tangkiling, rainforest ecotourism, dll.)

3. Wisata budaya (Betang Buntoi, Sandung Temanggung Lawak, Mosaik Gereja Kapuas Barat, Museum Balanga, dll.)

4. Agrowisata (pusat pembibitan dan produksi buah-buahan, dll.) di Basarang, Kalampangan dan Bukit Batu.

 
Dari beberapa sektor usaha yang telah di bahas sebelumnya, terdapat beberapa perbandingan yang berkaitan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yakni seperti yang nampak pada periode februari 2005 sampai februari 2007:

Lapangan Pekerjaan Umum Feb 2005 Nop 2005 Feb 2006 Agsts 2006 Feb
 2007
Pertanian 565.075 598.528 677.989 604.434 672.995
Industri 25.436 40.409 21.419 36.225 37.414
Kontruksi 59.593 25.685 23.190 22.838 24.493
Perdagangan 132.129 119.663 139.588 128.107 133.369
Angkutan 47.973 40.442 27.033 36.411 38.421
Jasa 57.282 65.731 72.719 88.085 97.046
Lainnya *) 30117 17.019 29.826 28.166 41.448
Total 887.605 907.447 991.764 944.266 1.045.186
Catatan: *) Listrik, Pertambangan dan Keuangan
 
Berdasarkan data pada tabel di atas, peningkatan terhadap jumlah penduduk yang bekerja mengalami peningkatan dihampir seluruh sektor usaha kecuali sektor lainnya. Dari segi kontribusi terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa tipologi perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah adalah tipologi pertanian.

D. Sumber Daya Manusia Potensial yang di harapkan dalam memasuki Peluang dan Kesempatan Kerja 
Dengan mengetahui dan memahami berbagai peluang usaha serta idustri baik barang maupun jasa, tentunya salah satu faktor yang perlu di kaji dan sering menjadi kendala kelancaran pembangunan adalah minimnya ketersediaan SDM yang berkompeten dalam bidangnya. 
Faktor manusia sebagai pelaku dan pengambil keputusan dalam suatu lingkup usaha tentunya menjadi kriteria tersendiri bagi dunia usaha. Dunia usaha memiliki berbagai persyaratan terhadap para calon tenaga kerja yang akan di rekrut untuk bekerja di perusahaan mereka. Tentunya terdapat beberapa hal yang menjadi acuan serta kriteria-kriteria yang harus mereka miliki. Kriteria-kriteri tersebut tentunya berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya.
Sektor pemerintahan tentunya sudah memiliki persyaratan umum dalam merekrut tenaga kerja menjadi pegawai pemerintahan (PNS). Baik dari pendidikan yang harus di penuhi, serta beberapa kriteria tertentu yang menyangkut keahlian dan keterampilan yang harus di miliki oleh tenaga kerja.
Sedangkan untuk menembus peluang usaha dan kesempatan kerja di beberapa sektor potensial yang ada di wilayah provinsi Kalimantan Tengah, beberapa persyaratan yang perlu di miliki meliputi:
1. Kemampuan penguasaan teknologi dan pengetahuan 
  Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia usaha tentunya sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi dan usaha lainnya. Tenaga-tenaga ahli dalam mesin-mesin produksi serta bagian administrasi yang seyogyanya telah menggunakan sistem komputerisasi tentunya mengharuskan para tenaga kerja untuk memiliki pengetahuan dan penguasaan terhadap kecanggihan teknologi. 
  Penguasaan teknologi ini tentunya menjadi acuan khusus dari para pengambil kebijakan pada saat penerimaan pegawai maupun karyawan yang ingin bergabung dalam usaha mereka.

2. Mengembangkan kemampuan kewirausahaan (Enterpreneurship)
  Salah satu prasyarat pengembangan dan pertumbuhan usaha adalah kegiatan pemasaran. Pemasaran dapat berjalan dengan baik jika para pelaku usaha memiliki jiwa wirausaha yang benar-benar tinggi. Kemampuan berwirausaha tentunya dapat ditumbuhkan dari kegiatan pelatihan dan pembelajaran sepanjang waktu.Kemampuan wirausaha tentunya dapat di peroleh dari latihan serta pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
 
3. Kemampuan bekerja dalam Team Work. 
  Bekerja sama dalam suatu team tentunya bukanlah hal yang mudah. Namun kemampuan bekerja dalam suatu team work merupakan suatu keharusan di beberapa perusahaan besar. Karena upaya inilah yang nantinya mampu memperlancar kegiatan usaha mereka. 


Untuk menanggulangi beberapa kendala yang berkaitan dengan Tenaga Kerja yang ada di Kalimantan Tengah, beberapa program pembangunan tenaga kerja meliputi:

1. Program Perlindungan dan Pengembangan Kelembagaan yang bertujuan memfasilitasi terciptanya hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan pengusaha serta perlindungan tenaga kerja.

2. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja yang bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha, menciptakan tenaga kerja mandiri dalam rangka mengurangi pengangguran dan setengah pengangguran, baik diperkotaan maupun dipedesaan. Dengan kegiatan pokok antara lain melihat potensi kesempatan kerja dan karakteristik kebutuhan tenaga kerja agar dapat disiapkan sumber daya manusianya.

3. Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja yang bertujuan untuk menjembatani para pencari kerja dengan lapangan kerja, meningkatkan tenaga kerja dari luar Daerah Kalimantan Tengah (Regional maupun Mancanegara). Sasaran program ini adalah tersediannya tenaga kerja yang berkwalitas, produktif dan Berdaya saing tinggi.

4. Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja yang bertujuan meningkatkan produktivitas tenaga kerja baik produktivitas sektoral (tingkat perusahaan atau lembaga) maupun regional. 

 
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Kesempatan kerja merupakan suatu peluang untuk memasuki dunia kerja yang tersedia, sehingga para pencari kerja/ angkatan kerja mampu memanfaatkan dan berusaha untuk memanfaatkan peluang usaha tersebut. Peluang dan kesempatan kerja yang ada di Indonesia kali ini masih terbuka dan mungkin cukup terbatas. Namun di satu sisi, berbagai kesempatan kerja tersebut belum mampu menampung segenap pencari kerja yang rata-rata memiliki keterampilan dan keahlian yang kurang. Hal inilah yang menjadi salah satu kendala yang perlu di analisis di kedepannya nanti. 
 Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia khusunya di Kalimantan Tengah sangat potensial untuk di kembangkan dan dikelola demi pertumbuhan serta kemajuan perekonomian rakyat guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Peluang serta kesempatan kerja yang masih terbuka luas dan masih sangat di perlukan adalah memunculkan wirausaha-wirausaha handal. Keberadaan mereka justru sangat di harpakan guna memunculkan peluang-peluang baru dalam kegiatan perekonomian.
 Adapun peluang kesempatan kerja yang ada di Kalimantan Tengah Meliputi beberapa sektor yaitu:
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Perdagangan
4. Pertambangan
5. Pariwisata
 
B. SARAN
Dengan terselesaikannya makalah tentang kesempatan kerja ini, diharapakan mampu memberikan motivasi awal persiapan rekan-rekan mahasiswa untuk dapat mempersiapkan diri guna menyongsong persaingan kerja dalam merebut kesempatan kerja yang ada di kalimantan tengah.


DAFTAR PUSTAKA


http://www.kalteng.go.id

http://www.kalteng.go.id/INDO/Ketenagakerjaan2003.htm


 


PENGENALAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajeman strategi merupakan keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang organisasi, yang meliputi analisa lingkungan internal dan eksternal, disertai perumusan visi dan misi serta tujuan organisasi guna menghadapi lingkungan tersebut. Lingkungan disini termasuk dalam lingkungan eksternal dna internal perusahaan. 
Kemajuan suatu usaha merupakan tujuan penting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Berbagai strategi dan upaya-upaya yang berorientasi untuk memajukan usaha tersebut tentunya tidak pernah terlepas dari kegiatan ataupun usaha manajemen dalam mengatur serta mengendalikan usaha-usaha guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Salah satu factor penting dalam suatu manajemen adalah upaya/langkah dalam pengambilan keputusan bagi seorang menejer suatu perusahaan. Seorang manajer tentunya harus menganalisis berbagai situasi dan kondisi yang akan berpengaruh dan berdampak pada keputusan yang akan diambil nantinya. 
Dalam suatu kegiatan usaha yang berskala besar maupun kecil, perlu adanya kehati-hatian dan kesiapan dalam menentukan suatu kebijakan sehingga nantinya kendala serta resiko usaha yang timbul akan dapat diantisipasi seminimal mungkin. Apa lagi bagi perusahaan besar yang memiliki kompleksitas permasalahan yang cukup rumit serta berbagai pengaruh yang besar bagi berlangsungnya usaha, karyawan, serta lingkungan masyarakat maupun bernegara. Tentunya di perlukan suatu analisa yang yang jeli serta strategi-strategi yang tepat dalam pengambilan suatu keputusan.
Pengambilan suatu keputusan dalam tingkatan manajer maupun top manajeman sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor. Baik faktor internal maupun eksternal. Lingkungan eksternal dan lingkungan internal mempunyai peran yang cukup penting dalam usaha pengambilan keputusan guna mewujudkan visi perusahaan ataupun organisasi. Interaksi antar lingkungan internal maupun eksterrnal akan sangat mempengaruhi kemampuan serta strategi-strategi penting bagi para pengambil keputusan. Oleh Karena itulah perlu adanya pemahaman serta pengetahuan tentang kondisi serta hal-al apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan khususnya tentang lingkungan eksternal yang nantinya akan dibahas pada makalah kami ini.  

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa permasalahan yang muncul antara lain:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang termasuk kedalam lingkungan eksternal dalam pengambilan suatu keputusanmaupun dalam strategi perusahaan?
2. Bagaimanakah gambaran tenatng pengaruh serta upaya-upaya yang perlu di ambil dalam mengahdapi berbagai kondisi usaha yang selalu berubah-ubah?

C. Batasan Masalah
Untuk mencegah dan mengantisipasi munculnya berbagai permasalahan yang berkaitan dengan lingkunngan eksternal dalam manajemn strategi ini, maka batasan masalah dari penulisan makalah ini adalah : “Berkaitan dengan pengenalan serta hal-hal yang termasuk kedalam faktor lingkungan Eksternal”.

D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan tambahan pengetahuan terkait dengan lingkungan eksternal yang perlu dianalisis dalam pengambilan suatu keputusan .
2. Memberikan kemudahan bagi para pihak serta rekan-rekan mahasiswa dalam melatih dan mengimplementasikan berbagai kondisi eksternal yang perlu dikaji dalam menentukan berbagai permasalahan yang mungkin memerlukan keputusan yang tepat dan menguntungkan.



BAB II
PEMBAHASAN


A. Lingkungan Eksternal Organisasi 

              Lingkungan eksternal merupakan factor penting yang perlu dikaji dalam penentuan pengambilan suatu keputusan. Pengenalan dan pemahaman tentang berbagai kondisi serta dampaknya menjadi hal mutlak yang harus ditelaah lebih lanjut dikarenakan oleh beberapa hal diantranya :
a. Jumlah dari faktor yang berpengaruh tidak constant melainkan selalu berubah-ubah.
b. Intensitas dampaknya beraneka ragam.
c. Faktor tersebut bisa menajadi suatu kejutan yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapa pun cermatnya analisis “SWOT” yang dilakukan.
d. Kondisi eksternal yang berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya
Teori manajemen strategic mengatakan bahwa faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan strategik tentang arah yang hendak ditempuh, dapat di kategorikan dalam 2 kategori yaitu :
1. Faktor –faktor eksternal yang “Jauh” 
2. Faktor-faktor eksternal; yang “Dekat”

1. Lingkungan Eksternal Yang “ Jauh”

         Faktor-faktor lingkungan eksternal yang “Jauh” pada intinya merupakan faktor-faktor yang bersumber dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas dari situasi operasional yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi mempunyai dampak pada proses manajerial dan operasional dalam organisasi ( perusahaan) tersebut. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang “Jauh” meliputi beberpa faktor yaitu :

a. Pertimbangan-pertimbangan Ekonomi
          Pertimbangan ekonomi yang perlu dianalisa dalam pengambilan suatu kebijakan/ keputusan adalah berbagai faktor di bidang ekonomi dalam lingkungan mana suatu perusahaan bergerak atau beroperasi. Adapun hal-hal yang perlu diperhitu  ngkan dan dipertimbangkan dalam pengambilan suatu keputusan yaitu :
 Perkembangan global di bidang ekonomi
 Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan
 Kehadiran korporasi multinasional
 “Kejutan” di bidang energi,dan
 Pendanaan .

b. Faktor-faktor Politik
       Faktor-faktor politik yang berpengaruh pada pengelolaan suatu bisnis antara lain berarti adalah para pengambil keputusan stratejik perlu memahami percaturan kekuatan dan pengaruh yang terjadi dalam suatu masyarakat bangsa di lingkungan mana ia bergerak, termasuk percaturan kekuasaan dan kekuatan yang terjadi di kalangan para politisi dan para negarawan. Hal ini berkaitan dengan kebijkan-kebijakan yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak, serta penentuan kebijakan-kebijakan dalam suatu sistem-sistem tertentu yang diambil oleh para pemegang kekuasaan pada suatu periode tertentu. 
 Indonesia yang menganut paham demokrasi dengan ciri utamanya antara lain ialah bahwa kedaulatan nasional berada di tangan rakyat secara berkala di selenggarakan pemilihan umum yang merupakan mekanisme politik bagi rakyat untuk menentukan pilihan kekuatan sosial yang akan dipercaya untuk menjalankan roda pemerintahan pada kurun waktu tertentu. Hasil dari pemilihan umum tersebut dapat mengakibatkan dua situasi yang dilematis yakni :
1. Partai politik yang sedang berkuasa memperoleh kepercayaan lagi untuk memegang kendali pemerintahan negara untuk kurun waktu berikutnya, atau,
2. Terjadi pergantian partai yang yang dipercayakan menjalankan roda pemerintahan negara untuk periode berikutnya.
Selain pengenalan terhadap dampak dari faktor-faktor politik domestik, tentunya penting pula untuk mengetahui dan mengenal dampak dari faktor-faktor politik yang timbul secara regional, bahkan global. Pemahaman tersebut mutlak diperhitungkan dan diperlukan karena mempunyai implikasi yang harus diperhitungkan terhadap berbagai segi perekonomian secara domestik. Contohnya seperti hal-hal yang menyangkut kegiatan ekspor-impor, penanaman modal asing, pemanfaatan teknologi, kebijaksanaan tarif, penggunaan tenaga kerja asing, serta persyaratan mutu produk yang dihasilkan dan dipasarkan secara regional dan internasional .

c. Faktor-faktor Sosial
Dalam berbagai interaksi yang terjadi antara satu perusahaan dengan aneka ragam kelompok masyarakat yang dilayaninya, dampak dari faktor-faktor sosial sangat penting untuk di sadari oleh para pengambil keputusan. stratejik. Berbagai faktor seperti keyakinan, system nilai yang dianut, sikap, opini dan bahkan gaya hidup harus dikenali secara tepat. Kondisi sosial yang selalu berubah-ubah menjadi suatu hal penting yang harus di respon sedemikian rupa oleh para pengambil keputusan guna memanfaatkan peluang-peluang yang muncul maupun mengendalikan resiko usaha yang terjadi. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat tercermin dalam beberapa hal diantaranya:
a. Pandangan tentang pemanfaatan waktu senggang.
b. Gaya memilih dan menggunakan busana.
c. Penggunaan produk yang sedang “trendy”
d. Bahan bacaan yang disenangi
e. Bentuk hiburan yang diminati
f. Pola interaksi dalam keluarga,seperti antara suami dan istri, orang tua dan anak-anaknya.
g. Preferensi sekolah dan bidang ilmu yang ditekuni.
h. Makna kehidupan kekaryaan.
Berbagai implikasi daloam bidang social yang ada kaitannya dengan manajemen strategic terlihat pada lima hal yaitu :
1) Pendidikan
2) Fakto kultur
3) Konfigurasi ketenagakerjaan
4) Faktor demografi
5) Etos kerja sebagai faktor sosial.

d. Faktor Teknologi
Pengambilan keputusan stratejik mutlak perlu memahami perkembangan teknologi yang sudah, sedang dan akan terjadi sehingga mampu mengetahui dan menetapkan teknologi mana yang tepat untuk diterapkan dalam segi dan proses bisnis yang akan di lakukan.
Kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi tentunya memberikan sumbangan besar bagi kemajuan serta hasil produksi suatu perusahaan, apalagi jika orientasi para pengambil keputusan stratejik semata-mata orientasi efisiensi, pemanfaatan teknologi akan cenderung semakin meluas dan meliputi makin banyak segi dan proses organisasional. Namun orientasi terhadap kecanggihan teknologi harus di imbangi dengan kemajuan serta pemanfaatan SDM yang tepat, karena tanpa di dukung SDM yang tepat teknologi secanggih apapun tidak dapat beroperasi secara maksimal . Justru terkadang bisa menimbulkan masalah baru bagi usaha tersebut

e. Industri Sebagai Faktor Lingkungan Eksternal yang Turut Berpengaruh
Manajemen stratejik dalam suatu organisasi mutlak untuk mengenali dalam bidang mana perusahaan bergerak dan faktor lingkungan eksternal mana yang turut berpengaruh terhadap jalannya roda perusahaan yang bersangkutan. 
Para pakar manajemen stratejik menyoroti lima hal dalam kondisi industri yang harus dikenali dan diperhitungkan, yaitu:
a. Ancaman dari para pendatang baru
b. Faktor Pemasok
c. Faktor Pembeli
d. Faktor Produksi
e. Faktor Persaingan

2. Faktor Lingkungan Eksternal Yang ”Dekat”

Faktor lingkungan eksternal yang ”dekat” mempunyai dampak langsung pada operasionalisasi berbagai strategi dan kebijaksanaan suatu perusahaan. Kaitan erat tersebut bukan hanya karena adanya suasana kompetitif dalam suatu usaha, akan tetapi juga berkaitan dengan peluang yang dapat dimanfaatkan, khususnya dalam perolehan sumber dana dan sumber daya yang diperlukan dan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Selain itu pula, faktor-faktor lingkungan eksternal yang ”dekat” pada umumnya dapat dikendalikan, atau paling sedikit dipengaruhi oleh perusahaan yang bersangkutan. 
Adapun faktor-faktor eksternal yang ”dekat” dan perlu diperhatikan dalam pengambilan suatu keputusan adalah sebagai berikut :

a. Kedudukan Kompetitif Perusahaan
           Dalam kondisi dan iklim persaingan,suatu perusahaan perlu melakukan analisis tentang kedudukannya dalam suatu percaturan usaha. Untuk mengetahui kedudukan kompetitif suatu perusahaan, dapat dikaji dan di analisis dengan menggunakan pendekatan ”SWOT”. Dengan mengetahui berbagai hasil analisa tersebut para pengambil keputusan (Top Manajement) harus mampu menentukan kebijkan yang bertujuan untuk mengembangkan usahanya. 
b. Profil para Pelanggan
         Para pengambil keputusan stratejik perlu mengetahui profil yang tepat tentang para pelanggan terutama para calon pengguna produk yang dihasilkan. Para pakar menekankan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada profil para konsumen yang perlu dikenali dan dianalisis antara lain ialah 
1. Faktor Geografi
2. Faktor Demografi
3. Faktor Psikografi.
Jika dilihat secara sepintas, faktor ini tidak mempunyai kaitan dengan cara-cara yang seyogianya ditempuh oleh para pengambil keputusan stratejik dalam suatu perusahaan. Secara langusng memang tidak, akan tetapi tetap penting untuk dikenali karena faktor-faktor tersebut pasti berpengaruh pada perilaku mereka dalam memuaskan berbagai kebutuhan dan kepentingannya, yang pada gilirannya tercermin pada cara-cara mereka memuaskan berbagai kebutuhan mereka, termasuk cara mereka mengambil keputusan membeli suatu produk atau tidak.
c. Perilaku Pembeli
           Pada umumnya, para pembeli suatu produk tertentu pasti menggunakan berbagai pertimbangan dalam membeli/ tidak membeli suatu produk. Pertimbangan antar pembeli yang satu dengan yang lain juga tentunya berbeda. Apakah karena produk itu bersifat primer, sekunder maupun tersier bagi mereka, atau hanya karena adanya gaya hidup ataupun pertimbangan lain yang membuat mereka membutuhkan barang/jasa tersebut. Yang jelas di sini bahwa perilaku para pembeli tidak pernah konsisten dan beragam. Inkonsisten itulah yang menjadi salah satu penyebab utama mengapa profil para pembeli--------- dan calon pembeli----perlu dikenali dengan baik oleh para pengambil keputusan/perusahaan.
d. Faktor Pemasok
        Posisi para pemasok memiliki peran penting sebagai salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan satu sektor industri, khususnya sektor di mana satu perusahaan bergerak. Selain sebagai faktor eksternal yang ”Jauh”, faktor ini juga masuk dalam faktor lingkungan eksternal ’Dekat” mengingat pengenalan terhadap faktor ini memiliki dampak langsung terhadap pengelolaan suatu perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa para manajer dalam suatu perusahaan mutlak perlu menumbuhkan dan memelihara hubungan khusus yang didasarkan pada saling mempercayai dengan para pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan. 
e. Faktor Penyandang Dana
Penyandang dana sangat penting dikenali sebagai faktor lingkungan eksternal yang ”dekat” sebab dampaknya yang bersifat langsung. Hubungan dengan pihak penyandang dana pun perlu ditumbuhkan, dikembangkan, dan dipelihara atas dasar saling percaya. Pengenalan terhadap penyandang dana adalah jawaban atas beberapa permasalahan yang muncul sepert:
1. Penilaian harga saham perusahaan secara tepat.
2. persepsi yang digunakan para penyandang dana terkait dengan kredibilitas perusahaan peminjam.
3. Informasi yang tepat tentang situasi permodalan perusahaan
4. persyaratan peminjaman yang sesuai dengan kemampuan perusahaan dalam guna meraih keuntungan pada tingkat yang wajar.
5. sikap dan kebijakan para penyandang dana tenatng kemungkinan perpanjangan masa waktu pinjaman.
6. tingkat suku bunga yang dikenakan atas kredit.
f. Situasi pasaran kerja sebagai faktor lingkungan
Sumber daya manusia merupakan unsur yang terpenting dan paling mennetukan dalam berhasil tidkanya suatu organisasi, termsuk organisasi bisnis, pencapaian tujuan dan sasarannya, terutama dalam hal organisasi yang bergerak dalam iklim yang sangat kompetitif. Betapa pun pentingnya perhatian yang harus diberikan oleh para pengambil keputusan stratejik pada unsur-unsur yang lain, perhatian terbesar tetap harus diberikan kepada unsur manusia dalam suatu organisasi/ bisnis. 
 Dalam suatu organisasi, semua proses manajeman sumber daya manusia harus ditempuh secara benar dan tepat dimana kesemuanya itu berangkat dari pengakuan dan penghargaan atas harkat dan martabat manusia. Adapun proses sumber daya manusia yang menyangkut perencanaan ketenagakerjaan meliputi :
1. Penciptaan dan pemeliharaan sistem informasi sumber daya manusia,
2. Rekrutmen,
3. Seleksi,
4. Orientasi dan penempatan,
5. Sistem imbalan,
6. Pendidikan dan pelatihan,
7. Perencanaan dan pengembangan karier, 
8. Pemutusan hubungan kerja,
9. Pemeliharaan hubungan industrial,dan
10. Pemensiunan. 
Langkah-langkah yang diambil dalam proses manajeman sumber daya manusia merupakan faktor internal dan mungkin tidak tepat untuk dibahs sebagai bagian dari pengenalan lingkungan eksternal yang ”dekat. Akan tetapi, pengambilan langkah-langkah tersebut secara tepat mutlah perlu dilakukan, mengingat beberpa implikasi yang melandasinya:
a. mampu menghasilkan tenaga kerja yang profesional dalam bidangnya, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, bakat dan minat, dan intelektualitas sehinggan mampu membangun reputasi perusahaan yang lebih bona fide dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan alinnya. 
b. Langkah –langkah tersebut lebih menjamin perusahaan untuk tetap mempertahankan tenaga kerja yang secara kulaitatif memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, sehingga para karyawan memiliki sikap positif terhadap perusahaan karena tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
c. Dengan adanya langkah-langkah tersebut, hakikat pasaran tenaga kerja dikenali dengan baik dan dengan segera jug adapat menentukan sumber-sumber tenaga kerja mana yang harus mendapat perhatian utama dalam penggarapannya.

B. Peramalan Lingkungan
Para pengambil keputusan stratejik perlu memiliki dan mengembangkan keterampilan dalam memperkirakan dan meramalkan perubahan-perubahan yang akan terjadi pada lingkungan eksternalnya. Ketrampilan yang dimaksud berkaitan erat dengan kemampuan memanfaatkan peluang dan mengenali berbagai kendala yang diperkirakan akan dihadapi. Untuk melakukan hal tersebut langkah-langkah yang perlu diambil antara lain adalah :
1. Memilih berbagai variabel yang bersifat kritikal bagi perusahaan 
2. Menyeleksi sumber-sumber penting dari informasi tentang lingkungan
3. Memahami dan menilai berbagai pendekatan dan teknik peramalan
4. Mengintegrasikan hasil peramalan ke dalam proses manajemen
5. Memantau aspek-aspek kritikal dari pengelolaan peramalan.

Tanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah tersebut merupakan tanggung jawab manajemen puncak dalam suatu perusahaan, meskipun para manajer pada tingkat yang lebih rendah perlu pula dilibatkan.Perubahan-perubahan lingkungan eksternal yang harus diantisipasi dan diramalkan menyangkut berbagai segi bisnis, pendekatan dan teknis yang digunakan pun harus mencakup aspek ekonomi, politik, sosial, teknologi dan bahkan juga keperilakuan..
Pengenalan berbagai faktor lingkungan eksternal yang ”Jauh” dan ”Dekat” dalam lingkungan industri tertentu secara tepat pada intinya diinkorporasikan pada keseluruhan upaya dalam menciptakan citra atau profil perusahaan. 




BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan 
         
Pengenalan lingkungan eksternal dalam manajemen stratejik memiliki peran yang cukup penting dalam langkah dan penentuan suatu kebijakan/keputusan usaha. Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan eksternal perlu untuk dikaji dan dipahami oleh para pengambil keputusan mengingat beberapa hal yang melatar belakanginya yaitu:
1. Jumlah dari factor yang berpengaruh tidak constant melainkan selalu berubah-ubah.
2. Intensitas dampaknya beraneka ragam.
3. Faktor tersebut bisa menjadi suatu kejutan yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapa pun cermatnya analisis “SWOT” yang dilakukan.
4. Kondisi eksternal yang berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya
Lingkungan eksternal dalam manajemen stratejik di bagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Lingkungan Eksternal yang ”Jauh” meliputi beberapa faktor yaitu:
a. Ekonomi
b. Politik
c. Sosial
d. Teknologi
e. Industri

2. Lingkungan Eksternal yang ”Dekat
a. Pesaing
b. Penyandang Dana
c. Pasaran Tenaga Kerja
d. Pemasok
e. Pelanggan


B. Saran 
Mengingat begitu rumitnya permasalahan untuk mengkaji berbagai kondisi tentang pengenalan lingkungan eksternal dalam manajemen stratejik, kiranya perlu adanya aplikasi yang konkret guna membantu mahasiswa dalam memahami dan mengkaji berbagai penjelasan yang telah di paparkan pada makalah ini. 

DAFTAR PUSTAKA


Sondang P.Siagian, Prof.Dr.MPA. 2000. Manajemen Stratejik: Bumi Aksara. Jakarta.